Rabu, 03 November 2010

pendidikan anak usia dini


Peran penting seorang Ibu bagi perkembangan anak

2 01 2010
Tugas-tugas keibuan merupakan pekerjaaan yang paling terhormat dan membutukan ketrampilan di dunia ini. Terlaksananya tugas ini sangat penting bagi pemeliharaan dan perlindungan anak terutama di masa-masa awal pertumbuhannya. Walaupun tugas keibuaan sebenarnya adalah tugas yang full time, tak berarti ayah sebagai pencari nafkah tak ikut serta bertanggung jawab. Tak ada satu jenis pekerjaan pun yang dapat merampas seorang ibu dari tugas keibuaanya. Dan Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil alih tugas keibuaan tersebut. (Dr. A. Majid Katme)
Pernyataan tersebut memuat penghargaan tentang peran ibu yang dinilai sebagai peran yang tak tergantikan. Mengapa peran ibu tak tergantikan? Karena ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya
Pertumbuhan generasi suatu bangsa pertama kali berada di tangan ibu. Di tangan seorang ibu pulalah pendidikan anak ditanamkan dari usia dini. Neuman (1990) berpendapat bahwa usia 20-22 bulan merupakan masa penting hubungan ibu-anak dan pembentukan diri individu, yang disebut Neuman primal relationship. Para ahli social learning berpandangan  bahwa apa yang dilakukan oleh ibu terhadap anaknya merupakan proses yang diadopsi oleh si anak melalui proses social-modelling. Cara ibu mengasuh sangat berperan, apakah dengan penuh kelembutan,kesabaran dan kasih sayang ataukah dengan caci maki,kekerasan, dan amarah serta penolakan akan membentuk perilaku anak.
Terabaikannya peran ibu sebagai pendidik dan pembimbing anak-anak, dapat menyebabkan anak-anak yang terabaikan pula, hal ini dimungkinkan karena ibu kurang meluangkan waktunya. Semisal ibu yang lebih senang berkarir di luar rumah ketimbang di dalam rumah yang secara full time mengasuh anak-anaknya. Memang tidak seratus persen benar jika ibu yang full time berada di rumah akan menjadikan anak-anaknya sebagai generasi yang berkualitas. Bagaimanapun pencapaian kualitas waktu yang diluangkan berhubungan langsung dengan kuantitas waktu yang diluangkan ibu untuk mengasuh dan membimbing anak-anaknya.
source:concern
IBU adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan, pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan. Dialah sumber cinta, belas kasih, simpati, dan pengampunan. Manusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti.
Itulah rangkaian kata-kata dari penyair Kahlil Gibran (1883-1931) dalam menggambarkan sosok seorang ibu dan betapa besar peran yang dijalankannya. Menurut psikolog Clara Istiwidarum Kriswanto, peran ibu memang sangat penting. Karena awal usia pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik maupun emosional tidak bisa dilepaskan dari peran seorang ibu.
Seperti yang disampaikan Mario Teguh dalam acara, dengan judul “A mother’s prayer” di Metro TV tanggal 21 Desember 2008, Mario Teguh menyatakan “Ibu tak pernah cuti, tak ada lembur. Keberhasilan ibu adalah keberhasilan anak-anaknya, serta kesedihan anak-anaknya adalah kesedihan ibunya.” Selanjutnya Mario Teguh juga mengatakan, bahwa “ibu menjadi tempat bersandar banyak orang. Ibu menginginkan anaknya berdiri tegak, berjalan dan mempunyai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, sebaiknya kita sesedikit mungkin bercerita pada beliau, karena begitu masalah yang kita hadapi telah selesai, ibu masih kepikiran”.
Pada saat si anak masih dalam kandungan, ibu harus telah mempersiapkan diri, mendisiplinkan diri, agar anak telah menjadi disiplin sejak masih di dalam kandungan. Seorang anak tidak ingin dilahirkan, namun orangtua lah yang menginginkan kelahiran anak-anaknya, sebagai penyambung keturunan nya. Ibu yang telah mempersiapkan diri, akan lebih tenang dalam menghadapi kesulitan, baik dalam masa kehamilan, proses kelahiran, maupun merawat bayinya dengan penuh kasih sayang setelah anak lahir dengan selamat.
Perkembangan kepribadian dan perilaku anak, sangat ditentukan oleh bagaimana orangtua mendidiknya, disini peran ibu sangat penting. Ibu lah yang mengandung selama 9 bulan, kemudian menyusui, serta menimang anaknya….. selain itu juga mengajarkan anak-anaknya sejak anak bisa mengerti. Mengajarkan etika, agama, dan pelajaran lain yang akan mengembangkan pola pikir dan perilaku anak ke arah yang baik.
Semakin anak besar, tentu saja ibu tak selalu bisa mendampingi anak-anaknya, tapi ibu yakin jalinan yang ada antara ibu dan anaknya. Ibu akan terus berdoa, dan menyerahkan anak pada Allah swt, dan semoga dijauhkan dari segala marabahaya. Dan ibu percaya, doa-doa ibu yang dipanjatkan akan menyertai perjalanan anaknya kemanapun dia berada, dan selalu menjadi penerang atas kehidupannya.
Ibu akan tahu dan merasa, apakah anaknya sedang resah, dan sedang mempunyai masalah yang belum dapat diselesaikan. Ibu akan menunggu, apakah anak akan datang untuk memohon doa ibu, atau anak akan berusaha menyelesaikan sendiri. Ibu tetap akan mendoakannya.
source:endratna




Agar Anak patuh pada orangtua

31 12 2009
Berikut ini adalah tips, agar anak taat dan menurut apa dengan orang tua :
  • Agar anak mau menuruti orang tua, hendaknya orang tua menjadi contoh yang baik. Bagaimanapun juga anak akan sering mencontoh orang-orang disekitarnya.
  • Untuk menyuruh melakukan sesuatu pada anak, lakukan dengan cara yang baik, misalnya dengan kata tolong, bantuin mama atau papa dong, dan sebagainya.
  • Berikan pujian pada anak jika anak telah melakukan sesuatu hal yang baik. Anak akan senang kalau dipuji dan merasa bahwa apa yang dilakukannya telah menyenangkan orang tua.
  • Buat agar kegiatan yang diberikan pada anak jadi menyenangkan, misalnya dengan mengajak anak merapikan mainan sambil bermain atau bernyanyi.




Melatih anak tidak manja

30 12 2009
Anak tumbuh berkembang tentunya karena kasih sayang kedua orangtuanya.Aakan tetapi dalam perkembangannya perlu didikan yang baik agar anak tumbuh dengan jiwa yang baik dan mandiri, tidak selalu bergantung,cengeng, dan manja.
Anak manja biasanya karena perlakuan orang tuanya yang terlalu berlebihan dalam menuruti semua permintaanya tanpa melihat apakah anak itu memang benar-benar membutuhkan apa yang dimintanya.Apalagi jika dibiasakan anak merengek,menangis ketika akan meminta sesuatu.Hal ini menyebabkan anak akan mengulangi kelakuannya tiap minta sesuatu menggunakan senjata menangis. Sebenarnya jika memang keinginan anak misalnya minta dibelikan jajanan yang mengandung bahan pengawet, orangtua bisa dengan telaten memberikan nasehat pada anaknya bahwa makanan itu tidak baik untuk masa pertumbuhan dan perkembangannya. Khususnya ibu akan memberikan alternatif makanan yang lebih sehat untuk anaknya, membuatkan masakan yang rasanya sama dengan makanan dengan pengawet yang diinginkan anaknya.Sifat manja anak juga terjadi dalam hal keinginan untuk selalu dekat dengan orang tua.
Begitu pula dengan pola pikir anak juga harus diarahkan dengan benar.Ketika anak mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya,dan selalu menceritakan kekurangan teman,mengadukan bahwa si Titi tadi nakal, dengan bijak seorang ibu hendaknya tidak “mengompori” aduan anaknya tetapi cukup dengarkan saja cerita anak, dan menanyakan kenapa titi nakal sama adek?apakah adek membuat kesalahan sama titi?Kalau iya cepat-cepat ya adek minta maaf, tapi kalau memang Titi yang nakal adek jangan takut adek tetap aja tersenyum dan bilang ke Titi:Ti, memangnya adek salah apa sama Titi?kok Titi cemberutin Adek?Nanti pasti Titi akan ngomong ada apa sebenarnya diantara kalian.Jadi kalau teman nakal sama kita, kita jangan balas tapi tetap rukun pasti teman itu akan malu sendiri.
Sejak anak usia 2 tahun ketika anak sudah bisa beraktivitas bermain,makan sendiri tapi tetap dengan pengawasan orangtua,latihlah anak mandiri dengan cara setelah makan cuci piringnya sendiri, membenahi tempat tidurnya sendiri,rajin belajar berhitung,menulis,menyanyi, menyusun puzzle,dll. Biarkan anak berkreativitas sendiri tanpa selalu diberikan contoh setiap saat. Ini membuat anak mampu bereksplorasi dengan kre




Menerapkan Hidup Sehat Anak

30 12 2009
Banyak anak yang pada saat usia pertumbuhan sekitar 1 sampai 3 tahun ternyata berat badannya sedikit kurang dari berat rata-rata anak seumurannya. Ada yang berumur 14 bulan dengan berat “hanya” 9,2 kg — ada yang usia 18 sampai 24 bulan bahkan hanya dengan berat 10kg. Namun sang anak-anak tersayang tidak menunjukkan hal-hal yang mencurigakan, sebaliknya mereka tetap tampil sangat ceria dan aktif, dalam kata lain, tidak berbeda dengan anak lain yang sama umurnya. Hal ini juga biasanya dikemukakan oleh para DSA, asalkan si anak sehat dan tidak ada kecurigaan dalam pertumbuhannya, maka tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan. .
Walaupun demikian, bukan berarti masalah berat badan yang kurang menjadi hal yang diabaikan begitu saja. Biasanya insting dan pengamatan seorang ibu cukup berperan dalam menentukan apakah ada sesuatu yang salah dengan anak tersebut. Seperti, kecurigaan akan BAB anak yang terlalu sering setiap harinya ternyata membuktikan — dari test laboratorioum faeces — bahwa sang anak mempunyai kemampuan menyerap karbohidrat yang kurang dalam pencernaannya, sehingga dianjurkan oleh DSA yang bersangkutan untuk memberikan asupan ezim seperti Pancreon dan harus menghindari susu biasa untuk sementara waktu.




Agar anak tidak manja

29 12 2009
Sifat manja anak juga terjadi dalam hal keinginan untuk selalu dekat dengan orang tua. Tidak jarang anak yang sudah dalam usia sekolah masih selalu berrebut dengan adiknya yang balita untuk mendapatkan belaian dari ibunya.
Merengek, menangis, dan uring-uringan. Reaksi itu bentuk perilaku anak manja saat permintaannya tidak dipenuhi. Bagaimana sikap orangtua menghadapi anak manja?
1.Orang tua harus mempunyai kemauan untuk tidak lagi memanjakan anak. Perilaku manja salah satunya karena selama ini apa saja yang mereka inginkan selalu dituruti.
2. Mulailah untuk tidak memanjakan anak dan ajarkan hidup mandiri dari hal-hal yang kecil. Misalnya biasakan anak mengambil baju seragam sendiri, mengambil makan atau minum sendiri.
3. Tindakan untuk tidak memanjakan anak seharusnya juga dilakukan oleh orang tua atau pengasuh yang lain, tidak hanya oleh satu orang saja.
4. Komunikasilah dengan anak, bahwa seharusnya untuk usia saat ini mulai mempunyai tanggung jawab. Jelaskan mengenai prioritas, bahwa tidak semua yang diinginkan harus terpenuhi.
5. Jika anak masih mengabaikan perintah orang tua dengan merengek atau menangis, berikan pengertian bahwa tindakan itu tidak benar. Berikan pelukan dan dukungan untuk menenangkan anak.
Karena itu, kenali 10 tanda perilaku anak di bawah ini, dan segeralah bertindak untuk menanganinya.
1. Mereka menangis dan berteriak bila ingin sesuatu.
2. Suka merajuk sambil terlentang di lantai dan tak mau bangun.
3. Sering marah dan bahkan memukul anda ketika anda menghukumnya
4. Mengabaikan pertanyaan anda.
5. Bersikap kasar pada orang dewasa dan anak-anak lainnya.
6. Menolak berbagi mainan atau perlakuan tertentu dengan anak lainnya.
7. Suka pamer, dan menjadi pusat perhatian diantara kelompoknya.
8. Selalu menginginkan yang dimiliki orang lain. Bila telah berhasil memilikinya, mereka selalu menginginkan sesuatu yang baru.
9. Kamarnya berantakan dan tak mau membereskannya, hingga anda mengalah melakukannya.
10. Menolak untuk tidur.
Apa yang harus dilakukan anda sebagai orang tua ?
Biasakanlah memberikah hadiah bagi perilaku baik, dan hukuman bagi perilaku buruk. Bila anak anda berteriak karena menginginkan sesuatu, jangan berikan dan ambilah apa yang mereka suka.
Bila mereka tak mau beranjak dari lantai saat marah, angkatlah, dan masukkan mereka ke dalam kamar hingga tenang dan minta maaf.
Bila mereka mengabaikan perintah anda melakukan sesuatu, hukumlah segera. Suruh berdiri di sudut ruangan dan jangan boleh beranjak sebelum minta maaf.
Jangan belikan semua yang mereka minta. Biasakan mereka berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Bila kamarnya berantakan, jangan boleh keluar kamar hingga kamarnya rapi dan bersih.
Tetapkan waktu tidur. Secara teratur kembalikan mereka ke tempat tidur. Setelah itu mereka akan berhenti keluar dari kamar. Anda harus menegaskan pada mereka bahwa tak ada pilihan lain.Hargailah anak anda dan berikan hadiah ketika mereka melakukan hal yang baik.
Banyak orang tua yang cinta anak-anak mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan mereka lakukan suka ada trendi dan agak mahal pakaian. Tetapi kadang-kadang saya merasa ini mungkin tidak selalu menjadi yang terbaik bagi anak-anak kita. Where do you draw the line?
Anak-anak hari ini sangat beruntung. Mereka memiliki banyak kegiatan untuk dipilih dibandingkan dengan apa yang tersedia tiga puluh tahun yang lalu. Namun, orang tua mungkin cautioned ke luangkan waktu dan memutuskan …. Itu benar-benar Anda anak terbaik bunga bahwa ia mengambil putaran berikutnya kegiatan? Apakah anak Anda memerlukan barang-barang mahal?
6. Orang tua harus konsisten untuk tidak memanjakan anak, tidak hanya satu atau dua hari saja lalu kembali menajakan mereka.
7. Berikanlah pujian jika anak tidak lagi merengek saat meminta sesuatu, sehingga anak mengerti bahwa orang tua senang saat dia mulai berubah.
Merengek, menangis, dan uring-uringan. Reaksi itu bentuk perilaku anak manja saat permintaannya tidak dipenuhi.




Mengamati Perkembangan dan Perilaku anak

29 12 2009
Perkembangan Bayi
Jika kita amati, perkembangan bayi sungguh amat menakjubkan. Bayi berkembang sepanjang waktu, dari hari ke hari, bulan demi bulan. Tidak ada patokan khusus untuk mengukur tumbuh kembangnya, akan tetapi dapat kita lihat petunjuk secara umum dari beberapa bayi.
Perkembangan bayi berbeda satu dengan yang lain. Sebagai orang tua, sudah seharusnya memonitor perkembangan bayinya. Berikut adalah hal yang mungkin bisa dilakukan bayi pada tiap usianya :
Perkembangan bayi usia 1 bulan
* Secara refleks dapat memegang benda yang menyentuh telapak tangannya.
Perkembangan bayi usia 2 bulan
* Dapat menatap
* Dapat tersenyum
* Bersuara ‘a’, ‘e’, ‘h’
Perkembangan bayi usia 3 bulan
* Menggerakkan benda yang dipegangnya
* Memandang gerakan benda dengan bola mata sampai ke sudut matanya
Perkembangan bayi usia 4 bulan
* Bermain dengan kedua tangan dan memasukkan tangan ke dalam mulutnya
* Tertawa dan bisa diajak untuk bercanda
* Tengkurap
* Memegang benda dengan berusaha meraih dari tangan kita
Perkembangan bayi usia 5 bulan
* Menggulingkan badan
* Menyentuh mainan dan memiliki keinginan untuk meraih benda – benda yang kita pegang
* Membedakan suara
Perkembangan bayi usia 6 bulan
* Bertopang pada kedua tangan
* Memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya
* Menoleh
Perkembangan bayi usia 7 bulan
* Membalikkan badan
* Bermain dengan tangan dan kaki
* Mulai mengoceh
Perkembangan bayi usia 8 bulan
* Belajar untuk duduk
* Memperhatikan gerak – gerik orang yang ada disekitarnya dan benda – benda lain
* Tertarik pada bayangannya sendiri dalam cermin
Perkembangan bayi usia 9 bulan
* Merayap
* Dapat berdiri tegak bila dipegang
* Main cilukba atau petak umpet
Perkembangan bayi usia 10 bulan
* Berayun pada tangan dan lutut
* Belajar berdiri sambil berpegangan
* Menjepit benda dengan kedua jari tangan
Perkembangan bayi usia 11 bulan
* Merangkak
* Berjalan ke samping dengan rambatan
* Berjalan bila kedua tangan dipegang
Perkembangan bayi usia 12 bulan
* Berjalan sendiri
* Bermain kejar – kejaran
Ketika anak telah memasuki usia kreatif,anak dalam aktivitasnya sehari-hari dapat diamati langsung oleh orangtuanya terutama ibunya. Ketika anak sibuk dengan satu aktivitas yang sedang asyik dilakukannya sebaiknya orangtua selalu meberikan support positif,melengkapi fasilitas yang dibtuhkannya. Misalnya anak sibuk menggambar, orangtua memberikan crayon warna untuknya.
Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional,konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4 – 6 tahun. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Atas dasar hal tersebut di atas, maka kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan tahap perkembangan anak untuk mengembangkan seluruh potensi anak.
Source : AsianBrain.com Content Team




Pengen Tahu Bakat Anak

28 12 2009
Bakat anak dapat diketahui sejak bayi.Untuk itu, ketika hamil, ibu dapat melakukan berbagai hal yang dapat menstimulasi perkembangan otak bayi. Di antaranya dengan membacakan cerita atau sekadar mengajak bayi mengobrol. ”Penelitian menunjukkan otak bayi dapat merespons kondisi di luar, telinga bayi tersebut dapat mendegar apa yang ibu katakan.Atau bisa juga dengan mendengarkan musik atau menari.”Pemunculan bakat memang tergantung pada stimulus yang diberikan orangtua. Bakat yang dimiliki anak saat ini belum tentu menjadi eksistensinya kelak ketika dewasa. Namun, sudah merupakan kewajiban orangtua untuk menumbuhkan sekaligus mengembangkan bakat anak sejak dini. Makin dini anak menerima stimulasi, maka makin baik.
Orangtua juga dapat mengenalkan anak dengan berbagai benda edukatif yang dapat merangsang kemampuan motoriknya pula, yakni dengan cara mengamati dan meraba.
Ajak anak untuk berkreasi sesuai imajinasinya, beri kertas berwarna dan mintalah ia untuk mengguntingnya sesuai keinginan, lalu menempelkannya di buku gambar. Bisa pula dengan mengajak anak bermain pasir dengan menggunakan mainan yang dimiliki. Selama orangtua kreatif, ada banyak bahan yang dapat digunakan dan tidak mahal yang terdapat di sekitarnya.
tahu bakat anak
Jeannie Wilson, seorang pakar pendidikan, memberikan beberapa strategi:
1. pertimbangkan kegemaran anak,
2. carilah nasihat profesional, mengikuti konsultasi karier, tes bakat dan minat,
3. baca buku-buku yang dapat membantu mengetahui keterampilan anak secara tepat,
4. pilih bidang karier yang berpotensi untuk berkembang.
Oleh karena itu proses penggalian akan dimulai dengan mengetahui bidang-bidang apa yang menjadi minat terbesar anak kita. Memang benar dalam usia dini seorang anak cenderung berpindah dan berganti-ganti minat, namun jika kita sabar dan telaten untuk mencatat dan membimbingnya maka lambat laun akan kita temukan minat yang benar-benar konsisten yang ditunjukan anak kita.
Penemuan Minat terbesar ini merupakan titik kunci dan akan kita uji dengan bakat yang dimikinya, artinya apabila anak kita meminati suatu bidang, apakah ia juga cepat sekali menguasai bidang yang diminatinya tersebut. Jika kedua hal tersebut saling melengkapi, maka itulah yang dimaksud sebagai potensi dasar anak yang siap di kembangkan untuk menjadi profesinya kelak. Baru setelah itu orang tua bisa menentukan langkah strategis, jalur pendidikan apakah yang paling cocok ditempuh untuk menjadikan anaknya yang terbaik dibidang tersebut.




Memberi Kasih sayang Dan ikatan emosional untuk anak

12 12 2009
Anak sangat membutuhkan kasih sayang penuh dari orangtuanya.Setiap orangtua pasti menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang baik atau mengerti kesulitan orang lain. Untuk memiliki anak dengan sifat tersebut, ternyata membutuhkan waktu dan pendidikan dari orang tua.Kasih sayang itu adalah rasa peduli terhadap sesama. Langkah-langkah awal yang harus ditanamkan orangtua untuk menanamkan dan membangun munculnya rasa sayang terhadap sesama, menurut Wijaryanto, adalah dimulai dengan memberikan kasih sayang yang cukup pada anak.
Membuat anak merasa disayangi merupakan salah satu cara terbaik bagi orangtua dalam membangun munculnya rasa menyayangi orang lain.
“Anak yang disayang orangtuanya cenderung akan menyayangi anak lain. Sebaliknya, anak yang ditolak akan bersikap agresif, kurang mempunyai rasa sayang,” terang dia.
Selanjutnya,anak akan merasa dicintai jika melihat orangtua, guru, atau pendidik lainnya merasa senang atas kehadirannya. Misalnya ketika dia masuk dalam ruangan disambut dengan senyum.
“Bahkan, anak akan merasa dicintai kalau kita peka terhadap kebutuhannya. Seorang anak akan tahu bahwa dia dicintai jika kesuksesannya membuat kita bersuka dan kegagalannya membuat kita berduka,” tuturnya.
Rasa sayang yang berlimpah dari orangtua secara otomatis membuat anak memahami soal rasa itu. Si kecil juga merasakan bagaimana nyamannya disayangi dan menyayangi. Juahi sikap kekerasan dalam keluarga, karena ini juga berdampak terhadap sikap anak nantinya.
Kekerasan yang sering dilihatnya akan memengaruhinya dan mencontoh perbuatan tersebut. Alhasil anak pun susah menyayangi sesama.(Koran SI/Koran SI/nsa)sumber:okezone.com
komunikasi yang efektif merupakan salah satu cara terbaik.Setiap orangtua pasti ingin memiliki ikatan emosional yang kuat dengan anaknya. Komunikasi yang dilakukan bisa dengan mengajaknya berbicara dalam suasana menyenangkan sehingga akan memacu si kecil untuk mengembangkan kemampuan komunikasi verbalnya. Saat anak mulai berinteraksi dengan teman sebayanya, maka waktu yang dihabiskan bersama keluarga menjadi lebih sedikit sehingga ikatan emosi dengan orangtua berkurang.




Melatih anak supaya cerdas

11 12 2009
BAGAIMANA musik mempengaruhi otak bayi? Proses pengenalan musik akan melibatkan banyak daerah di otak. Di otak terdapat pusat asosiasi penglihatan dan pendengaran yang berfungsi mengartikan obyek yang dilihat dan didengar. Informasi dari pusat yang berada di permukaan otak tersebut akan diteruskan ke pusat emosi yang diatur di dalam sistem limbic.Musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal.
Setelah lahir, asupan gizi bagi bayi juga harus dijaga tetap baik. Idealnya, anak mendapatkan ASI secara eksklusif sampai usia 4 – 6 bulan. Jenis makanan, selain ASI, untuk bayi dan anak balita sebaiknya dibuat dari bahan makanan pokok (nasi, roti, kentang, dll.), lauk pauk, bebuahan, air minum, dan susu sebagai sumber protein dan energi. Jangan lupa, bahan makanan harus diolah sesuai tahap perkembangan dari lumat, lembek, selanjutnya padat. Secara keseluruhan asupan makanan sehari harus mengandung 10 – 15% kalori dari protein, 20 – 35 % dari lemak, dan 40 – 60% dari karbohidrat.
Menu seimbang diberikan sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Sejak awal balita, jika memungkinkan, anak diberi susu sebanyak 500 ml. Namun, jika ASI cukup, susu pengganti tidak perlu diberikan hingga usia dua tahun.
Perhatian juga mesti diberikan terhadap jadwal pemberian makanan. Makan besar tiga kali (sarapan, makan siang, dan malam), makan selingan (makan kecil) dua kali yang diberikan di antara dua waktu makan besar, air minum diberikan setelah makan dan ketika anak merasa haus, serta susu diberikan dua kali, yakni pagi dan menjelang tidur malam.
Untuk mengetahui kecukupan gizi pada anak ada dua cara yang bisa digunakan. Pertama cara subjektif, yakni mengamati respon anak terhadap pemberian makanan. Makanan dinilai cukup jika anak tampak puas, tidur nyenyak, aktifitas baik, lincah, dan gembira. Anak cukup gizi biasanya tidak pucat, tidak lembek, dan tidak ada tanda-tanda gangguan kesehatan.
Cara kedua adalah dengan pemantauan pertumbuhan secara berkala. Cara ini dilakukan dengan mengukur bobot dan tinggi anak, dilengkapi dengan mengukur lingkar kepala pada anak sampai usia 3 tahun. Hasil pengukuran dibandingkan dengan data baku untuk anak sebaya. Jika ditemukan tanda-tanda kurang sehat, seperti pucat atau rambut tipis dan kemerahan, anak perlu diperiksa secara medis. Ada baiknya juga dilakukan pemeriksaan psikologis, terutama bila ada kemunduran prestasi belajar.
Tempat Tinggal dan Cerita
Selain faktor gizi dan perawatan, apa yang dilihat, didengar, dan dipelajari anak, sejak dalam kandungan sampai usia lima tahun, sangat menentukan intelegensia dasar untuk masa dewasanya kelak. Setelah usianya melewati lima tahun, secara potensial IQ-nya telah tetap. Dengan begitu, masa itulah merupakan kesempatan emas bagi kita untuk memacu tingkat kecerdasan anak.
Menurut Jean Piaget, psikolog dari Swis, semakin banyak hal baru yang dilihat dan didengar, si anak akan semakin ingin melihat dan mendengar segala sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungannya. Karenanya disarankan agar orang tua memperkaya lingkungan tempat tinggal (kamar tidur atau kamar bermain) bayi dengan warna dan bunyi-bunyian yang merangsang. Umpamanya, gambar-gambar binatang atau bunga, musik, kicauan burung, dsb. Semuanya mesti tidak menimbulkan ketakutan dan kegaduhan pada anak.
Para pakar juga yakin lingkungan verbal bagi anak juga tak kalah pentingnya. Bahasa yang didengarkan anak bisa meningkatkan atau menghambat kemampuan dasar berpikirnya. Penelitian hal ini dilakukan psikolog Rusia. Ia membayar para ibu keluarga miskin untuk membacakan cerita dengan suara keras untuk bayi mereka masing-masing selama 15 – 20 menit setiap hari. Menjelang berusia 1,5 tahun, bayi menjalani pengukuran. Hasilnya, bayi-bayi itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik ketimbang bayi-bayi seusianya di daerah yang sama.
Penelitian lain dilakukan di sebuah sekolah perawat di New York, AS, terhadap dua kelompok anak usia tiga tahun. Masing-masing anak diperlakukan secara berbeda. Kelompok pertama diberi pelajaran berbahasa selama 15 menit setiap hari. Kelompok kedua diberi perhatian khusus juga selama 15 menit tanpa pelajaran bahasa. Setelah 4 bulan ternyata kelompok pertama mendapatkan kenaikan intelegensia rata-rata sebesar 14 angka. Sedangkan kelompok kedua kenaikan rata-ratanya cuma 2 angka.
Nah, untuk mendapatkan anak cerdas ternyata gampang. Cuma dengan memberi makanan sehat, perawatan baik, dan lingkungan psikologis yang mendukung sejak dalam kandung hingga usia lima tahun, besar kemungkinan harapan kita akan tercapai.
sumber: Khamid Wijaya/dr. Audrey Luize/M. Harli/Masitoh
Untuk mendukung perkembangan otak janin, tidak cukup hanya diberi nutrisi saja. Mengelus-elus perut ibu hamil juga bisa memicu perkembangan otak janin.
“Stimulasi ini seperti dengan mengusap-usap perut ibu hamil dan mengajak bicara janin. Dengan sering melakukan stimulasi seperti itu, maka jaringan sinaptogenesis atau hubungan antar syaraf semakin banyak,” kata dokter spesialis anak Dr Attila Dewanti Sp.A.Attila mengatakan, mengusap perut dan mengajak bicara janin juga bisa meningkatkan hubungan bapak-ibu dengan anaknya. Selain itu juga bisa mematangkan emosi anak, sehingga ketika dewasa tidak mudah depresi.
Menurut dia, faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan otak ada 3 yaitu, genetik, nutrisi dan lingkungan. Nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan otak janin antara lain protein, karbohidrat, vitamin, mineral, serta AA dan DHA untuk perkembangan otak dan retina mata.
Untuk faktor genetik, orangtua yang cerdas, kemungkinan besar akan memiliki anak yang cerdas pula. Sebab dari faktor genetik ini, sekitar 50-60 persen yang diturunkan.
Sedangkan faktor lingkungan salah satunya adalah mengelus perut dan mengajak bicara janin.




Tingkah laku anak cermin sifat orangtua

9 12 2009
Lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku anak.Mulai dari orangtua,eyang,pengasuh,serta orang-orang disekitarnya. Jika tidak berhati-hati dalam mengasuh anak,anak akan mendapatkan contoh tingkah laku yang buruk untuk dirinya. Tutur kata yang halus ketika kita mengajak anak berbicara membuat anak meniru bertuturkata halus,tetapi bila sebaliknya maka anak akan terbiasa berkata kasar dan tidak sopan seperti yang telah ia tiru. Orangtua sangat berperan penting dalam hal ini. Orangtua harus pandai-pandai mengendalikan emosi ketika anak rewel,memberikannya ketenangan ketika anak berada diantara orangtuanya. Maka akan tercipta hubungan orangtua dan anak yang sangat erat.Dengan demikian anak akan merasa aman berada dekat dengan orangtuanya,bahagia,periang,tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berbakat.Sebab bila kasihsayang yang dibutuhkan anak terpenuhi maka anak akan menjalani hidupnya dengan bahagia, tidak berpikir stres. Sehingga perkembangan anak menjadi cepat dan tidak ada hambatan.Jika sang ayah memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Anak mudah sekali meniru apa yang dia lihat dan menjadikan lingkungan sebagai model kehidupan. Mulai dari ucapan, misalnya kata-kata yang mudah untuk diikuti. Atau, tingkah laku yang dilihat dari tontonan film.
Orangtua pada umumnya menjadi model utama bagi anak. Karena ayah dan ibu adalah dua orang yang berperan dalam pola asuh anak sejak dia hadir ke dunia. Maka, jangan kaget bila cara saat orangtua marah maupun saat menunjukkan kasih sayang, semua akan ditiru dan dipelajari anak.Contoh yang baik, akan lebih melekat pada anak bila diiringi dengan penjelasan. Apa manfaatnya senang membaca buku, apa keuntungannya berjamaah di masjid dan sebagainya.
Dengan begitu, anak secara perlahan mulai mengerti tentang pentingnya melakukan perbuatan-perbuatan itu. Sehingga yang diharapkan adalah anak melakukan perilaku tersebut secara sadar dan menyenanginya, bukan karena paksaan.
mengawasi tingkahlaku anak